Cerita Guardians of Peace

Dialektika Perang dan Perdamaian Abadi

Oleh: Siti Hardianti Darma Pertiwi

Awal melihat judul PLC kali ini, waah bakalan berat nih pembahasan. Pikirku, bagaimana dua pihak yang sedang berperang berdialektika dan mencapai perdamaian abadi. Ternyata, setelah mengikutinya, narasi-narasi tentang "tidak selamanya buruk itu, buruk", "berprasangka baik pada Tuhan", dan "masalah akan membuatmu..."

Bahkan Perang Sekalipun Ada Manfaatnya

Oleh: Dwi Rezki Fauziah

Salah satu hal saya senangi selama mengikuti Peace and Leadership Class-nya KITA Bhinneka Tungga Ika, ialah saya diajak untuk memikirkan hal-hal yang sebelumnya tidak terpikirkan sama sekali. Misalnya, pertanyaan ini: Apakah perang itu baik? Ayolah, who cares?


Resilience

Oleh: Chitra Dewi

Sudah berapa lama kita akrab dengan masalah/ pertentangan hidup? Selama akrab, pernahkah kita mencoba menelisik makna kehadirannya? Bisa jadi kehadirannya karena Wake up call. Iyes, tanda dari Tuhan karena selama ini kita terlanjur menikmati jalan hidup yang datar saja. Serasa auto pilot. Padahal peristiwa berat yang hadir ad/ moment untuk bisa bangkit. Misalnya: Peristiwa kehilangan orang-orang yang disayangi. Flip & swith. Menyadari kalau dalam setiap peristiwa ada pesan.

Eksklusif: Bincang Damai Bersama Konflik

Oleh: Dwi Rezki Fauziah

Selamat pagi pembaca yang Budiman, saya ucapkan selamat datang di laman ini. Saya moderator merasa sangat antusias—dan saya yakin Pembaca Sekalian pun begitu. Sebab kita kedatangan tamu spesial, dia datang dari dimensi waktu dan ruang yang tak disangka-sangka.. Kita sambut, Tuaaan Konflik! Apa boleh saya memanggil Anda “Tuan”?

Resilience

Oleh: Mudrikah

Resilience atau ketahanan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan kita, kemampuan bertahan dengan mekanisme hidup yang lebih berat dan meningkatkan ketahanan diri dalam melewati fase yang lebih berat dan mampu melampauinya adalah bentuk kemampuan resiliensi seseorang. Sebelum jauh memahami tentang resiliensi pertanyaan yang paling.

Resilience

Oleh: Widya Ariati

Sembari memandangi langit kelabu lewat jendela kamarku, aku menengok beberapa peristiwa yang kuanggap kelam dalam hidupku. Sejak kecil, ibu selalu memperlakukan ku secara berlebihan, khawatir berlebihan, memarahi berlebihan dan kadang membuatku tidak nyaman. Kekhawatiran yang berlebihan itu membuat ku tidak bisa memilih sesuatu yang aku inginkan, sekalipun warna baju, ataupun model sepatu. Bukan karena aku tidak pandai memilih, namun karena ibu ku yang selalu khawatir aku salah memilih. 

Family, Community and Social Resilience

Oleh: Mudrikah

Dalam setiap tahapan perkembangan diri menuju pribadi yang lebih baik, tentu aka nada banyak pertenttangan yang dihadapi. Pertentangan yang paling pertama adalah pertentangan pada diri sendiri, kemudian akan berkembang merambah ranah keluarga kemudian ke lingkungan social. 

Resilience in Family, Community and Social 

Oleh: Dwi Rezki Fauziah

Adapun dari segi keluarga, komunitas, dan sosial itu hanya jenis-jenis resiliensi saja. Jadi, sesuai dengan namanya, family resilience itu berarti ketangguuhan suatu keluarga dalam menghadapi masalah yang menimpa satu keluarga juga, bukan individu-individu di dalamnya. Tapi, jika permasalahan antar-individu tersebut dapat memicu konflik.

Family, Community, Social Resilience

Oleh: Siti Hardianti Darma Pertiwi

Di refleksi PLC sebelumnya, saya memention resilience sebagai bagian dari kemampuan dalam diri untuk beradaptasi secara ⁣positif terhadap pertentangan yang dihadapi. (agar lebih mudah dipahami, )nah ternyata resilience dapat di kategorikan ke dalam bagian-bagian kehidupan kita, ke keluarga, ke masyarakat, dan ke lingkungan sosial pertemanan kita. Family Resilience. Setiap keluarga pasti pernah mengalami pertentangan/masalah, kebanyakan mungkin masalah ekonomi, bencana yang tiba-tiba.