Kegiatan Peace & Cultural Day yang diadakan Aliansi Perdamaian di Car Free Day (CFD) Boulevard Makassar pada 21 September 2025 berlangsung semarak dan sarat makna. Acara ini diselenggarakan bertepatan dengan Hari Perdamaian Internasional, sehingga nuansa kebersamaan dan refleksi atas pentingnya menjaga keharmonisan terasa kuat sejak awal hingga akhir kegiatan.
Kegiatan dengan tema “Suara untuk Keadilan: Berjuang Tanpa Kekerasan” ini menjadi pembuka rangkaian aksi damai United For Piece (UFP) yang akan dilaksanakan sepanjang September hingga November 2025.
Kegiatan ini bertujuan mengampanyekan pesan perdamaian melalui pertunjukan seni dan budaya, sekaligus sebagai respons terhadap dinamika sosial-politik Indonesia saat ini yang menuntut hadirnya ruang ekspresi damai dan konstruktif.
Acara ini juga bertujuan menguatkan semangat kebersamaan lintas identitas dalam mewujudkan aksi damai, dengan melibatkan kolaborasi komunitas, organisasi, dan individu dari beragam latar belakang.
Acara dibuka dengan doa lintas agama yang dipimpin oleh tokoh-tokoh dari berbagai keyakinan. Kehadiran Dr.Ir. Yonggris MM (Buddha), Marthinus Talebong S.Ag (Katolik), Alfred Cornelis Benu (Kristen), dan Andi Fadhli Ajra (Islam) menjadi simbol penghormatan terhadap keberagaman. Doa bersama tidak hanya menjadi prosesi seremonial, melainkan juga penegasan bahwa perbedaan keyakinan tidak menghalangi terciptanya persatuan.
Selain doa bersama, kegiatan juga menghadirkan pesan-pesan damai dari berbagai tokoh Masyarakat, diantaranya Christin Hutubessy dan Oase Intim dari Aliansi Perdamaian, Aipda H. Muh Rais dari Polsek Panakkukang, dan Erwin Wilar dari CIMB Niaga Makassar.
Suasana semakin meriah dengan pertunjukan seni dan budaya. Duta Aksi Sosial Indonesia menampilkan tarian yang menggambarkan semangat kebersamaan, sedangkan atraksi Barongsai dari Permabudhi Sulawesi Selatan menghadirkan nuansa akulturasi budaya yang kental.
Selain itu, pembacaan puisi oleh Nojeng dan dongeng yang dibacakan Vassilisa menjadi medium ekspresi damai yang menyentuh hati para pengunjung CFD. Seni dalam acara ini tidak hanya dipandang sebagai hiburan, melainkan juga sarana untuk menyampaikan nilai-nilai perdamaian secara universal.
Sebagai penutup, dilakukan aksi mewarnai tangan di kanvas besar. Setiap peserta mencelupkan tangan mereka ke dalam cat warna-warni lalu menempelkannya, melambangkan komitmen bersama untuk menjaga perdamaian. Aksi simbolik ini seolah mengikat janji kolektif bahwa perbedaan warna, latar belakang, dan identitas dapat berpadu menjadi harmoni jika dilandasi semangat solidaritas.
Melalui kegiatan ini, Aliansi Perdamaian bersama berbagai komunitas dan individu berhasil menghadirkan ruang ekspresi yang damai, kreatif, sekaligus inspiratif. Dari Makassar, pesan ini diharapkan menyebar luas ke berbagai daerah di Indonesia, menyalakan api harapan bahwa perdamaian bukan sekadar cita-cita, melainkan sesuatu yang dapat diwujudkan melalui kolaborasi dan tindakan nyata.