Assalamu ’alaikum. Halo! Saya Zulkifli Tryputra (Zul). Sangat-sangat bersyukur bisa berprofesi sebagai guru. Profesi yang saya dambakan sejak dulu. Tentu bukan tanpa alasan. Saya ingat ketika guru matematika saya dulu menitipkan kelasnya kepada saya. Kemudian, dengan perasaan bangga, saya memecahkan banyak soal matematika yang tidak dipahami teman-teman. Tetapi, sejujurnya ini tidak berhubungan dengan jiwa kompetitif. Ini tentang belajar memecahkan masalah di sekitar (problem solver). Seperti ada perasaan puas tak terkira di dalam dada sesaat setelah berhasil membantu.
Perasaan ini juga yang kemudian membawa saya senang berada dalam komunitas. Banyak berinteraksi, bertukar gagasan, bahkan silang pendapat, semuanya memberi kenikmatan tersendiri. Tetapi, lagi-lagi, ini tentang berupaya memecahkan masalah di sekitar.
Tahun 2011, saya mulai aktif dalam berbagai lembaga kemahasiswaan intra maupun ekstra kampus. Menjadi ketua lembaga, fasilitator latihan kepemimpinan, dan aktif dalam berbagai diskusi, menjadi tabungan identitas yang saya rasakan saat ini.
Pernah bekerja 2 tahun di salah satu grup perusahaan ternama di Indonesia Timur sebelum kemudian memutuskan: “Saya ingin jadi guru”. Ingatan saat sekolah dulu memang sangat berkesan. Ia mampu mengubah arah haluan bahkan setelah lebih dari 5 tahun terlewatkan.
Sejak 2015, bergabung dan bergerak di Yayasan yang berfokus dalam bidang dakwah dan pendidikan. Kemudian di 2019, resmi terdaftar sebagai pendidik di salah satu sekolah formal di Makassar. Ya, profesi yang saya dambakan sejak dulu.
Di sinilah kemudian saya berusaha mengeluarkan versi terbaik dari diri saya. Belajar, gagal, dan kembali mencoba. Dan dua aktivitas yang paling menyenangkan dari semuanya adalah belajar dan bermakna. Bagi saya, keduanya lah yang akan terus membangun value diri. Saya sangat meyakini perkataan manusia suci, teladan abadi, tatkala ia bersabda bahwa tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat (belajar) dan manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi sesama (bermakna).