Guardians of Peace II

Dwi Rezki Fauziah

Guardians of Peace 2

Katanya, 80% manusia  lebih sering membicarakan tentang diri mereka sendiri pada percakapan sehari-hari. Saya menemukan angka tersebut di salah satu platform terkenal, dan jika memang penelitian itu valid, maka saya rasa, saya termasuk dalam 80% itu. Sempat terpikir bahwa itu adalah sikap yang buruk. Tetapi kadang, pembicaraan itulah yang membuat saya bergumam, “wah, ternyata saya orang semacam itu..”

Jika saya disuruh untuk mengibaratkan diri sebagai benda, maka saya akan memilih jam pasir. Tertutup dan teratur. Saya tidak memiliki banyak teman, dengan kata lain saya sangat pemilih dalam bergaul. Orang-orang yang sepemahaman dengan saya, akan terus saya dekati, yang tidak, maka saya biarkan dia berkembang sesuai dengan pemahamannya sendiri. Singkatnya dalam bergaul, saya mencari kenyamanan. Karena dengan kenyamanan itu, saya paling tidak akan menemukan kedamaian.

Tentang “teratur” itu, tidak sepenuhnya sih. Saya cukup sering membuat planning: harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Buku catatan saya silih berganti, yang isinya kurang lebih menjawab “Apa yang akan saya lakukan hari ini?” Tapi percayalah, tidak semuanya terwujud, namun entah mengapa saya tidak pernah bosan menuliskannya.

Oh ya, hobi saya memang menulis. Diselingi membaca tentunya. Saya suka membaca buku-buku sastra kontemporer, yang biasanya ditulis oleh orang asing, seperti Mitch Albom, Anton Chekov, Jonas Jonasson, dan akhir-akhir ini saya membaca karya dari Haruki Murakami. Meski begitu, saya juga suka kok penulis lokal. Sebut saja Andrea Hirata, Aan Mansyur, A.A. Navis, Seno Gumira Ajidarma dan beberapa cerpenis lain. You are what you read. Kalau misalnya—secara kebetulan, Saudara pernah membaca karya-karya penulis yang saya sebut di atas, maka sudah cukup mudah mengetahui bagaimana “Dwi Rezki Fauziah” sebenarnya.

 

Tapi di sini kita tidak main tebak-tebakan, kan? Jadi ya, saya rangkumkan saja penggambaran tentang saya dalam tiga kata tadi: tertutup, teratur, dan menulis (sebenarnya tidak apa jika ingin ditambahkan membaca).