Malang, 8 Oktober 2025 — Ruang Belajar Aqil (RBA) berkolaborasi dengan KITA Bhinneka Tunggal Ika dan Education for Peace sukses menyelenggarakan kegiatan Workshop Pendidikan Perdamaian di SMP Islam Al-Azhar 56 Malang. Kegiatan ini diikuti oleh 60 peserta yang terdiri dari kepala sekolah dan guru perwakilan sekolah di Kota Malang, serta didukung oleh para pengawas sekolah.
Workshop ini bertujuan memperkuat kapasitas para pendidik sebagai agen perdamaian di sekolah, sekaligus memperdalam pemahaman tentang strategi pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan pendidikan.
Kegiatan dibuka dengan sambutan hangat dari tuan rumah SD Islam Al-Azhar 56 Malang, diikuti sambutan dari Bapak Azis selaku perwakilan Ruang Belajar Aqil yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas lembaga dalam membangun budaya damai di sekolah.
Acara inti menghadirkan tiga sesi utama bersama fasilitator dari KITA Bhinneka dan Education for Peace:
Misi Menebar Damai oleh Kak Ayunin, yang mengajak peserta merefleksikan kembali makna damai dalam konteks pendidikan serta peran guru sebagai teladan nilai perdamaian di sekolah.
Disiplin Positif oleh Kak Tika, yang menggali konsep kedisiplinan berbasis empati, kesadaran, dan tanggung jawab, sebagai alternatif dari pendekatan hukuman yang sering digunakan di sekolah.
Strategi Penanganan dan Pencegahan Kekerasan di Sekolah, yang difasilitasi oleh Kak Lita. Dalam sesi ini, peserta berdiskusi aktif dan merancang langkah konkret untuk menciptakan sistem sekolah yang responsif, aman, dan mendukung tumbuh kembang anak secara utuh.
Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi sepanjang kegiatan. Diskusi berjalan reflektif, penuh semangat belajar, dan menghasilkan berbagai gagasan praktis untuk diterapkan di sekolah masing-masing. Salah satu peserta, Ibu Hamida dari SD Kebonsari 03, mengungkapkan kesannya:
“Melalui kegiatan ini, kami banyak mendapatkan pengetahuan baru tentang bagaimana mencegah tindak kekerasan di sekolah dan menumbuhkan budaya saling menghargai.”
Semangat pembelajaran para peserta terasa kuat, selaras dengan mantra kegiatan hari itu: “Ad Meilora”, yang berarti belajar untuk menjadi lebih baik setiap hari.
Perwakilan dari KITA Bhinneka Tunggal Ika, Ka Dian Novalita menyampaikan,
“Pendidikan perdamaian bukan hanya tentang menghindari kekerasan, tetapi tentang membangun kesadaran, empati, dan tanggung jawab sosial di setiap ruang belajar. Guru adalah ujung tombak perubahan ini.”
Sementara itu, perwakilan Education for Peace, Kak Ayunin, menambahkan,
“Kami percaya bahwa setiap guru memiliki kekuatan untuk menanamkan nilai-nilai damai dalam ruang belajar anak-anak. Melalui kegiatan ini, kami ingin menguatkan kapasitas mereka untuk saling berbagi praktik baik melalui ide ide solutif dari guru hebat yang terus menebar kebaikan di sekolah sehingga mewujudkan sekolah perdamaian itu sendiri.”
Kegiatan ini menjadi langkah nyata menuju ekosistem pendidikan yang damai dan manusiawi, di mana para guru dan kepala sekolah berperan aktif sebagai penjaga nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian di ruang pendidikan.
Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi—Ruang Belajar Aqil, Education for Peace, dan KITA Bhinneka Tunggal Ika—serta para pengawas, kepala sekolah, dan guru yang telah menjadi bagian dari perjalanan ini menuju pendidikan yang menumbuhkan kedamaian.