Mengenal KITA

Mengetahui tentang  KITA Bhinneka lewat kak Naomi yang sebelumnya saya kenal di Kelas Inspirasi Makassar 7.Eflyer Training for Peace Educator 1 yang disebarkan kak Naomi menjadi titik awal saya mengenal dan menjadi salah satu volunteer di KITA Bhinneka. Serangkaian perjalanan panjang di kegiatan KITA yang saya ikuti pun punya cerita tersendiri tentang perjuangan dan takdir.

Di kluarga saya, saya selalu merasa tidak nyaman, tertekan dan tidak bebas melakukan banyak hal karena ibu. Ibu yang seorang ibu rumah tangga dengan prinsip perempuan harus selalu dirumah dengan segala aktivitas rumah tangga yang tiada hentinya, sedang saya menginginkan selalu berada diluar rumah mencari pengalaman hidup sebanyak-banyaknya. Semakin saya punya kekuatan untuk bebas dan merumuskan impian di dunia luar, maka semakin sering pula ibu memarahi dan bertengkar dengan saya. Karena situasi dan hubungan saya dan ibu seperti itu, mengikuti serangkaian panjang kegiatan menjadi volunteer di KITA Bhinneka adalah hal mustahil bagi saya saat itu.

Tapi takdir telah berpihak, serangkaian kegiatan saya ikuti dengan baik, dan diterima. Saya pun mendapatkan materi selama 6 bulan di akademi KITA.

Diawal training, saya agak kurang nyaman dengan beberapa pertanyaan yang diberikan oleh fasilitator. Namun akhirnya, lambat laun saya bisa dengan mudahnya untuk bercerita tentang konflik saya dengan ibu. Seperti kuadukan semua perlakuan ibu yang tidak sesuai dengan harapan saya, tentang semua perbedaan prinsip antara saya dan ibu. Bahkan saya meminta pendampingan untuk mengawal konflik saya dan ibu dan mencari solusi yang terbaik. Sembari pendampingan terus berjalan, materi Peace and Leadership Class juga berusaha untuk saya ikuti tiap pekannya.

Perlahan, saya menyadari banyak hal yang telah terjadi dalam hidupku, salahsatunya tentang kesadaran cinta ibu yang selalu luput dari mataku. Ibu yang menginginkan anaknya selalu disiplin dan tidak melakukan kesalahan selama ini kuanggap adalah bentuk kekerasan ibu terhadap anaknya. Semuanya saya dapatkan dari materi Peace and Leadership Class yang saling menguatkan.

Setelah 6 bulan berlalu, beberapa kali saya ditanya tentang konflik, tentang masalah yang saya hadapi, saya jarang mengingat ibu lagi. Sepertinya konflik yang dulu ada dalam pikiranku, telah sirna dan tidak lagi berburuk sangka pada ibu hingga menceritakan sikap ibu pada saya.