Tentang Perubahan

BAGIAN PERTAMA

“Teman-teman peserta, kita bertemu pukul delapan ya!”

Seorang koordinator grup menginformasikan kepada kami pertemuan di esok hari.

“Ah, paling jam delapan baru berangkat. Orang Indonesia jadi penentu waktu untuk diri mereka sendiri” Pikirku dalam hati.

Keesokan harinya.

Benar saja, saya jadi peserta ketiga yang datang. Itupun sudah menunjukkan hampir pukul Sembilan. Pukul 10.30 orang-orang mulai berdatangan. Panitia mulai mengatur set. Sayang, ketua mereka hadir 30 menit lebih cepat dari mereka. Keadaan ruangan kacau balau. Semua berlarian sibuk dengan tugasnya masing-masing. Acara sudah molor beberapa jam. Saya mengamati sebentar lalu pergi meninggalkan ruangan. Kesal.

Kejadian yang sama terus berulang. Keadaan mengajarkan saya tidak mengapa jika datang terlambat. Mari saling menghargai kesibukan orang lain.

Awal mula masuk Guardian of Peace, semua tertata rapi. Acara bahkan disiapkan jauh sebelum waktu yang ditentukan. Saya belajar tepat waktu. Saya belajar menghargai waktu orang lain.

 

BAGIAN KEDUA

Saya bosan dengan cara dosen saya yang monoton dalam mengajar. Semua mahasiswa harus duduk rapi seperti siap ditembak. Pandangan ke papan tulis lalu ke buku tulis. Kaki saya keram. Slide yang penuh dengan tulisan kecil dan buram membuat saya ingin menambah ukuran lensa menjadi lebih tinggi. Suara yang kecil dan sayu terasa seperti lullaby. Tapi adab terhadap guru lebih diutamakan.

Kini saya menggantikan beliau. Berdiri di depan kelas. Berusaha menghidupkan kelas. Berusaha tidak monoton. Terkadang berhasil, terkadang tidak.

Saya mulai mengenal ice breaking, energizer, dll. GoP menjadikannya kebiasaan. Saya mulai dikenal sebagai pengajar yang penuh ice breaking, meski hanya sedikit yang saya ciptakan sendiri, sisanya hasil copas dari materi yang diajarkan. Lalu GoP mengenalkan skill up. Slide saya menjadi lebih hidup. Saya belajar menghidupkan kelas.

 

BAGIAN KETIGA

Banyak kegiatan yang dilakukan tanpa perencanaan yang matang, dan berakhir tanpa ada perbaikan. Lalu berulang. Tidak ada peningkatan.

GoP mengajarkan check-in dan refleksi. Ada sesi pembuka dan penutup. Saya belajar membuka kegiatan, mendengarkan orang lain, menilai dan mengamati apa yang terjadi setelah kegiatan berlangsung. Saya belajar mengoptimalkan suatu pekerjaan.

 

BAGIAN KEEMPAT

Saya berusaha memperbaiki atau mengisi kekurangan.

Di GoP, saya diarahkan untuk melihat potensi. Saya belajar mengoptimalkan kemampuan, dan memperbaiki kekurangan.

 

BAGIAN KELIMA

Hmmm…saya sepertinya sudah terlalu banyak bercerita. Semoga di kesempatan berikutnya kita bisa saling berbagi cerita perubahan bersama.

 

Terima kasih telah berbagi dan bertumbuh bersama :)