Cerita Perubahan Ala STAR

SITUATION

Di masa awal pandemic COVID-19, sebagai salah satu institusi Pendidikan kesehatan dan menyambut awal semester, kantor saya kemudian mengambil langkah untuk memberikan kuliah umum mengenai COVID-19. Secara garis besar, kegiatan ini diperuntukkan internal tetapi tidak menutup kesempatan peserta umum untuk berpartisipasi. Secara institusi, ini pengalaman kami untuk memulai pembelajaran jarak jauh secara virtual. 


TASK 

Rapat pembentukan panitia pun digelar dan terpilihlah Ketua Panitia dan Sekertaris. Posisi sekertaris diamanahkan kepada saya. Saya menerima dengan senang hati, karena mengingat tepat kurang lebih 1 pekan sebelumnya, saya sudah punya pengalaman sewaktu terlibat dalam pelaksanaan Dialog Damai #1 KITA. Jika melihat riwayat sebelumnya, akhir-akhir ini saya menjadi orang yang malas akan tanggungjawab sebenarnya. Malas me nerima amanah apapun dalam kepanitiaan di kantor. Karena kebanyakan kejadian, ketika saya mendapatkan amanah tersebut, kondisi ketidaknyamanan selalu hadir, saya merasa selalu tersudut dan tersalahkan dalam setiap hal yang terjadi. Terlepas apakah kesalahan yang terjadi itu memang murni karena saya pribadi atau kesalahan dalam satu sistem manajemen. Karena menurut saya, sejatinya dalam sebuah pelaksanaan kegiatan, ketika memang memerlukan koreksi maka yang dikoreksi adalah prosesnya, bukan orang secara pribadi yang menjadi penanggungjawab dalam kegiatan tersebut. 


ACTION 

Berbekal pengalaman dari Dialog Damai #1 KITA, kurang lebih yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Kuliah Umum COVID-19 hampir sama. Ketika rapat, saya kemudian memberikan pemaparan mengenai gambaran pengalaman terkait pelaksanakan Dialog Damai #1 KITA dan beberapa hal yang dibutuhkan terkait tehnis pelaksanaan. Saya merancang rundown acara dan membuat surat untuk pengajuan kredit poin dengan koordinasi Bersama Ketua Pelaksana. Kemudian, saya merasa masih banyak hal yang diperlukan untuk persiapan dan pelaksanaan, tidak maksimal jika hanya saya ataupun ketua pelaksana yang bekerja, sehingga saya memberikan inisiatif kepada Ketua Pelaksana untuk membentuk TIM yang bisa mendukung hal ini. Akhirnya terbentuklah TIM tehnis. Setelah terbentuk TIM tehnis, untuk memudahkan koordinasi, saya membuatkan mereka grup WA khusus bagi mereka dan memberikan jobdesc sesuai kebutuhan. Misalnya, pembuatan flyer, form regist online dan registrasi, publikasi, dan narahubung. Setiap kali berinteraksi dengan mereka, saya menyisipkan salah satu budaya KITA, yakni apresiasi. Memberikan apresiasi terhadap setiap kemajuan kinerja TIM, dan ternyata mereka bisa mengikuti kebiasaan ini, terlihat dari bagaimana mereka menyapa calon peserta ketika mempertanyakan hal terkait kegiatan Kuliah Umum COVID-19. 


RESULT 

Pada hari pelaksanaan Kuliah Umum COVID-19, alhamdulillah kegiatannya berjalan lancar meskipun hanya berbekal TIM dengan anggota yang jumlahnya tidak terlalu banyak namun bisa memandu jalannya acara dengan baik sampai akhir. Dari sini saya belajar kembali tentang cara untuk bertanggungjawab dalam pekerjaan, lebih banyak berpikir positif, melakukan yang terbaik semampu yang saya bisa, mengapresiasi hasil kinerja rekan, dan belajar sabar lebih banyak. Diakhir cerita, izinkan saya mengucapkan banyak terimakasih untuk KITA Bhinneka, Rumah baru yang mengajarkan banyak hal bagi saya, yang kadang dimulai dari hal-hal sederhana. Rumah yang bisa mengapresiasi setiap penghuninya karena keberadaannya yang bermakna. Terimakasih, KITA :’