Membangun Kepercayaan

Seberapa sering kita mendengar kata ini? Atau mungkin mengucapkannya dalam dalam interaksi kita dengan orang lain?

Seberapa sering kita merasa bahagia atau bahkan kecewa karena sebuah 'percaya'?

Atau seberapa kuat usaha kita untuk membangun sebuah 'percaya'?


Sebuah rasa percaya bisa bernilai tinggi & rendah tergantung pada masing² kompenen penyusunnya. Karena percaya/trust dibangun oleh kompetensi/competence (C), integritas/integrity (I), kedekatan/intimacy (i) dan ketertarikan diri/self interest (si). Masing² punya hubungan, seperti rumus ini T = C + I + i – si

♡ Competence : Kompetensi.

Dalam konteks apapun, kita akan selalu lebih percaya pada orang² yang memiliki kompetensi, misalnya orang lain akan lebih percaya tentang pesan kesehatan ketika yang menyampaikan pesan itu adalah orang yang memang memiliki kompetensi kesehatan. Atau kita akan mendapatkan amanah baru sebagai pemimpin ketika kita memang memiliki kompetensi untuk memimpin

♡ Integrity : Integritas

Keselarasan antara perkataan & perbuatan. Misalnya, ketika saya menyampaikan pesan tentang 'gerakan cuci tangan pakai sabun' maka yang paling pertama harus menyelaraskan adalah saya sendiri. Atau misalnya, ketika saya menyampaikan agar mahasiswa disiplin di kelas, maka disiplin harus berawal dari saya sendiri. Karena orang lain akan lebih percaya kepada kita ketika yang kita ucapkan = yang diperbuat.

♡ Intimacy : Hubungan dekat. Kita cenderung akan berkumpul dengan orang-orang yang memiliki riwayat pengalaman yang sama, yang memiliki ketertarikan terhadap hal yang sama, kemudian saling membangun hubungan yang lebih akrab, dekat, dan rasa percaya.

Antara kompetensi (competence), integritas (integrity), dan hubungan dekat (intimacy) memiliki korelasi/hubungan positif satu sama lain. Namun satu hal yang bisa mengurangi hubungan ketiganya dalam membangun rasa percaya, yakni ketertarikan diri (self interest).

Self interest : Ketertarikan diri.

Berdasarkan rumus, ketertarikan diri (self interest) ini bisa mengurangi rasa percaya. Karena self interest lebih ke niat seseorang untuk bergerak. Niat ini lebih pada ketulusan kita dalam bergerak/ melakukan tindakan. Semakin mendekati ketulusan/ bebas dari kepentingan, maka semakin menambah rasa percaya kita. Namun jika sebaliknya, maka rasa percaya/trust bisa berkurang nilainya.