Ini kisah tentang seokor burung yang memiliki kegemaran dan kebiasaan yang lain dari burung lain. Burung itu bernama jonathan. Jonathan sangat menyukai terbang dilangit. Namun, keluarganya merasa cemas kenapa jonathan tidak suka bersosialisasi dan hanya terbang saja. Keluarganya meminta untuk jonathan, menjadi burung pada umumnya. Jonathan merasa itu bukan kebiasaan dan kegemaran saya.
Hari demi hari dilalui jonathan untuk belajar terbang. Kebiasaan jonathan dirasa oleh burung lain sebagai gangguan ketentraman. Suatu ketika, jonathan terbang amat tinggi untuk belajar mendarat dengan kecepatan yang tinggi. Namun, jonathan tidak bsa mengendalikan sayapnya dan dia terjatuh.
Jonathan pun terluka dan tidak bisa terbang untuk beberapa waktu kedepan. Situasi ini pun membuat jonathan sedih. Kesedihan jonathan pun bertambah, karena dia harus diasingkan. Para pemimpin suku meminta jonathan pergi, karena jonathan sering menganggu ketentramaan suku. Jonathan pun pergi sendiri dan meninggalkan keluarganya.
Hari demi hari dilalui jonatahn adalah menyembuhkan sayap dan menatap langit. Joantahan sangat merindukan dirinya yang terbang bebas. Ia merenungi dirinya bagaimana cara dia untuk belajar terbang lagi.
Jonathan pun sembuh, dia sangat bahagia namun gugup. Bayangan mengenai peristiwa jatuhnya masih terlintas jelas. Ia pun mengambil langkah untuk berani. Berani untuk terbang bebas dan lepas. Jonathan pun berhasil untuk terbang pertamakalinya, pasca jatuh.
Ketika jonathan terbang bebas, dia melihat dua burung yang terbang tinggi ke langit. Jonathan merasa, bahwa dia sama dengan dua burung itu. Sama-sama menyukai terbang bebas dan tinggi di langit.
Jonathan pun menemui burung tersebut. Dia mengungkapkan kalau dia sangat mengagumi kehebatan terbang dua burung tersebut. Dua burung pun mengajak jonathan untuk terbang bersama. Mereka bersama-sama terbang bebas dan tinggi dilangit.
Dua burung pun mengajak jonathan untuk datang ke sekolah asalnya. Dia mengajak jonathan untuk bertemu dengan banyak burung yang sangat menyukai terbang. Jonathan pun berangkat kesekolah tersebut.
Sekolah itu, melatih jonathan mengasa kemampuan terbang yang dimilikinya. Jonathan sangat giat dan mempu belajar dengan cepat. Ia pun terkenal menjadi burung muda yang memiliki kemampuan terbang yang sangat baik.
Suatu kita, kepala sekolah pun memanggilnya. Kepala sekolah tersebut bernama guru chiang. Guru chiang menawarkan jonathan untuk melatih satu jurus terbang. Jurus tercepat meleati kecepatan cahaya. Jurus itu bernama kecepatan berpikir. Guru chiang memberikan intruksi kepada jonathan
“Kecepatan berpikir memiliki dua hal; lakukan sekarang & di sini dan lakukan yang terbaik”
Jonathan pun bingung. Dia pun mempelajari kedua hal tersebut. Hari demi hari dilewati untuk memahami jurus kecepatan berpikir. Ketika jonathan telah menguasai jurus kecepatan berpikir tersebut, dia datang menemui guru chiang. Guru chiang pu mengapresiasi dan mengajukan permintaan terakhirnya “Jonathan sekarang saya saya harus pergi, dan saya meminta kamu untuk mengajarkan ilmu-ilmu kepada burung-burung lainnya”
Bertahun-tahun dia lalui dengan mengajarkan burung-burung lain untuk terbang. Jonathan merasa dia harus kembali ke tempat tinggalnya. Dia ingin kembali dan membagikan ilmu yang dia miliki.
Jonathan pun kembali ke kapung halamannya dengan niat yang sudah bulat. Ketika sampai di kampung halannya, jonathan mendapatkan penolakan-penolakan. Dia tidak diizinkan untuk berada di kampung halannya. Alhasil jonathan tinggal sendiri di dekat kampungnya.
Hari-hari dia lewati sendiri, namun terbang masih menjadi bagian kegemarannya. Jonathan terbang tinggi dan bebas. Suatu ketika, anak burung melihat jonathan terbang begitu indah. Dia sangat ingin belajar terbang seperti jonathan. Namun, dia takut ketika mendapatkan nasib seperti jonathan diusir dari kampung halamnnya.
Anak burung tersebut tak pernah melewatkan saat-saat, jonathan terbang tinggi dan bebas. Keinginannya semakin menggebu-gebu. Dia pun memberanikan diri untuk belajar terbang dengan jonathan. Serta, meminta jonathan untuk menyembunyikan ini dari orang-orang.
Anak burung pun belajar dengan giat tak ada hari dilewatkan untuk tidak menemui jonathan. Dia mengajak secara sembunyi-sembunyi kepada teman-temannya untuk belajar terbang. Alhasil, sangat banyak burung-burung belajar terbang bersama jonathan.
Musim salju pun tiba. Burung-burung tidak bisa mencari makan seperti biasa. Danau-danau sangat dingin dan membuat sayap mereka tak bisa terbang bebas. Namun, beberapa burung yang menjadi murid jonathan mampu mencari makan seperti biasa. Mereka menggunakan ilmu terbang yang diberikan jonathan.
Burung-burung dewasa merasa heran terhadap beberapa anakburung yang mampu terbang dan mencari makan seperti biasanya. Ditanyalah dari mana mereka mampu belajar terbang dengan baik dan sempurna. Awalnya anak burung itu takut, takut untuk diasingkan. Namun, kejujuran mereka lebih mendominasi dari pada ketakutan. Mereka menjawab dari jonathan.
Dari kejadian musim salju tersebut, jonathan bisa kembali ke kampungnya. Jonathan dianggap telah menyelamatkan banyak nyawa burung-burung. Serta, jonathan bisa melakukan dan megajarkan terbang kepada burung-burung lain
#tamat
Kisah jonathan ini membawa saya merefleksi mengenai kehidupan.
Pertama kehidupan pertemanan. Ketika lingkungan saya tidak mendukung mengembangkan kemampuan saya, jalan satu-satunya untuk berkembang adalah. Memutus rantai hubungan. Sama halnya ketika saya dikelilingin dengan orang yang suka dengan kekerasan. Jalan untuk saya tidak menjadi mereka adalah keluar dari hubungan tersebut.
Kedua kehidupan saya dengan diri saya. Cara agar saya mampu mengembangkan kemampuan saya adalah menerima diri. Sama halnya ketika saya tidak mampu memiliki kemampuan A maka jalan yang saya tempuh adalah berusaha dan menerima usaha saya sendiri.
Kisah jonathan tersebut memiliki alur konfik yang sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
Mulai dari konflik diri kita sendiri; mengenal kemampuan dan keinginan kita yang terkadang berbeda dari lingkungan kita. Hal yang mungkin kita bisa lakukan adalah menerima kemampuan diri kita
Konflik keluarga; gaya pola asuh atau aturan dari keluarga. Hal ini mungkin terjadi karena keluarga tidak hanya satu individu, tapi banyak individu. Jalan keluar dari hal ini adalah meminta kesempatan atau saling berdiskusi mengenai jalan keluar dalam masalah keluarga itu sendiri.
Konflik masyarakat : perbedaan budaya, suku, agama, ataupun hal lainnya ini adalah situasi-situasi yang ada dilingkungan masyarakat. Munkin, cara mengatasinya adalah diri kita memhami kalau pada hakikatnya kita manusia “makhluk sosial/membutuhkan orang lain”. Atau singkatnya memiliki rasa toleransi satu sama lain.
“Semua masalah atau konflik di kehidupan seseorang hadir sesuai dengan kemampuan orang itu sendiri. Ketika masalah atau konflik belum bisa teratasi, berarti orang tersebut belum mampu mengenal kemampuan dirinya sendiri”